Sunday, April 24, 2011

Salam perkenalan kepada Bau-bau si Kota Semerbak (hari 1)

Perjalanan menunaikan tugas kenegaraan pun di mulai pada sabtu 23 April 2011, tepatnya pukul 02.00, di mana Mbah Uti (nenek) sudah membangunkanku untuk segera mandi dan bersiap untuk penerbangan jam 06.00 dari Adi Sutjipto Airport Yogyakarta, padahal saat itu saya sangat yakin pilot beserta pramugari pesawat pasti belum bangun..maklum orang tua, selalu tidak suka waktu yang "dipress". Setelah menarik selimut lagi, akhirnya saya bangun jam 2.30 langsung capcus mandi dan menyiapkan koper yang saya bawa. Jam 3.30 saya dan keluarga berangkat ke Yogyakarta, kali ini hanya Ayah yang akan menemani petualangan saya ke Bau-Bau, jam 4.30 kami sudah tiba di Adi Sutjipto Airport, rupanya sudah banyak penumpang pesawat pagi ini, mungkin karena long weeekend.  


Langsung saya check in dan membagasikan koper. Langsung boarding deh..ini adalah pengalaman pertama saya terbang ke Indonesia timur dan memakai maskapai Expressair. Untungnya saya mendapat kursi dekat jendela (3A), asik bisa menikmati pemandangan ^_^. Di pesawat saya berkenalan dengan wanita, ternyata dia satu almamater dengan saya, mulailah kami mengobrol asik. Ternyata diya lulusan Master di Fakultas MIPA, dan sekarang bekerja di Pemda Wakatobi. Wah kebeneran nih, semoga saya mendapat kesempatan mengunjunginya di sana..(halahhh alasan padahal kepengen ke Wakatobi xixixi). 

Penerbangan Jogja-Bau2, ternyata ditempuh melalui Yogyakarta-Surabaya-Makasar-Bau2, dari Makasar ke Bau-bau saya ganti pesawat Express yang lebih kecil (memuat 32 orang) dan saya mendapat tempat duduk di dekat jendela lagi...(ahaaaa...bener2 menikmati hamparan laut dan pulau2 kecil yang indah). 

*pulau-pulau kecil di sekitar pulau Buton


Tepat pukul 10.30 WITA (kira-kira xixixi), saya dan Ayah sampai di Bandara Betoambari Bau-Bau. Di sana saya berpisah dengan kenalan saya tadi, soalnya dia akan melanjutkan perjalanan ke Pulau Wangi-Wangi (salah satu pulau di Wakatobi) dengan menggunakan transportasi air. Akhirnya berjumpa juga dengansahabat maya saya, Marwah, gadis manis asal Kendari, yang akan menghabiskan waktunya bersama saya selama di Bau-bau.

Setelah beristirahat sejenak, sore harinya saya dan Marwah berburu swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari, berdasarkan rekomendasi seorang teman kuliah yang asli Bau-bau, akhirnya kami ke swalayan MGM, swalayan ini lumayan lengkap dari sabun-elektronik dan alat dapur. Belanja di Bau-bau atau tepatnya di MGM membuat saya sedikit syok, harga jepitan jemuran di sini Rp5.500, padahal di Jogya hanya Rp2.500 dengan bentuk dan kualitas yang sama..xixixi tapi ya bagaimana lagi. Setelah babibuu akhirnya selesai juga membeli ember dan beberapa keperluan dapur lainnya (dengan harga yang relatif mahal menurut saya xixxi). 

Sehabis isya' saya , Ayah dan Marwah jalan-jalan untuk menikmati kota Bau-bau di malam hari, makan malam di Pantai Kamali (serasa di Jimbaran bali xixixi), dan mengunjungi Pameran Ulang Tahun Sulawesi Tenggara. Pameran ini dimeriahkan oleh beberapa artis dalam negeri yang sedang naik daun seperti Anji Drive, Armada, Once dll. 

*salah satu stand di Pameran Ultah Sultra

Dalam pameran ini (lebih mirip seperti festival musik dan pasar malam) menampilkan berbagai stand dinas-dinas di Bau-bau dan aneka kerajinan dan hasil bumi di Sulawesi Tenggara. Oyya di pantai Kamali, di sini adalah pusat keramaian alias tempat nongkrongnya anak muda, di pantai Kamali juga terlihat monumen Naga, ini digunakan sebagai salah satu simbol kota Bau-bau. Sebelum pulang saya menyempatkan diri membeli oleh-oleh (untuk dibawa pulang Ayah) berupa aneka olahan mete, ada kue bagea, kripik mete dan mete asin manis. Jam 23.00 akhirnya pulang ke mess dan langsung terkapar di tempat tiduurrr..capekkk..tapi senaaangg..oyya ada beberapa hal menarik menurut saya di Bau-bau, check this out:
  • Di sini alat transportasi hanya ojek, bentor (becak motor) dan angkot dengan rute yang "suka-suka", untuk dalam kota ongkos ojek Rp 3.000, angkot Rp2.000 dan bentor Rp5.000 (untuk dua orang).
  • Untuk ojeknya, siap-siap senam jantung, jalannya kebanyakan ngebut dan kurang memperhatikan rambu lalu lintas.
  • Saking banyaknya ojek di tiap jalan, hampir saya kita cowok yang membawa motor dan berhelm standar adalah tukang ojek xixixi.
  • Harga minyak tanah Rp 4.000-5.000/liter, kan amazzing banget sedangkan di Solo, Jawa tengah mencapai Rp9.000 plus susah dicarinya..alhasil di Bau-bau saya beralih ke kompor minyak tanah kembali.
  • Entah hanya saya ato penduduk di sini juga, saya merasakan hawa panas, tidak pagi, siang sore dan malam. Rasanya cepat haus (padahal saya tergolong orang yang kurang suka minum) dan di sini saya belum menemukan warung yang menjual es teh atau es krim..T_T
  • Satu lagi yang paling lucu, parkir mobil di sini, dilakukan di kanan dan kiri badan jalan.
simak kelanjutan cerita perjalanan, jelajah kota dan hal-hal menarik saya di Bau-bau si Kota semerbak di Pulau Buton yaaa..^_^

No comments:

Post a Comment